KATEGORI BUKU
Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Belajar menulis puisi, entah untuk apa–yang penting darinya saya juga bisa belajar menjadi manusia.
Kelembutan puisi adalah faktor mendasar dan substansial dalam peradaban. Karenanya saat puisi tidak lagi punya tempat dalam dialektika sosial, manusia akan “hilang”–dan negara, kebudayaan, serta agama, akan kehilangan manusia.
Di dalam sebuah kebudayaan, pun di semua peta interaksi kebudayaan dan politik, kemampuan dan tradisi untuk bersentuhan dengan kelembutan puisi sangat diperlukan. Lewat cara inilah kemanusiaan akan tetap terpelihara dalam khazanahnya.
****
“Puisi-puisi Rahman Rahim Cinta–inilah persembahan Cak Nun sebagai sedekah budaya dan kemanusiaan kepada siapa pun yang bersedia mengapsiasinya.”
~ Iman Budhi Santosa, Sastrawan
9786232421912 71100Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Belajar menulis puisi, entah untuk apa–yang penting darinya saya juga bisa belajar menjadi manusia.
Kelembutan puisi adalah faktor mendasar dan substansial dalam peradaban. Karenanya saat puisi tidak lagi punya tempat dalam dialektika sosial, manusia akan “hilang”–dan negara, kebudayaan, serta agama, akan kehilangan manusia.
Di dalam sebuah kebudayaan, pun di semua peta interaksi kebudayaan dan politik, kemampuan dan tradisi untuk bersentuhan dengan kelembutan puisi sangat diperlukan. Lewat cara inilah kemanusiaan akan tetap terpelihara dalam khazanahnya.
****
“Puisi-puisi Rahman Rahim Cinta–inilah persembahan Cak Nun sebagai sedekah budaya dan kemanusiaan kepada siapa pun yang bersedia mengapsiasinya.”
~ Iman Budhi Santosa, Sastrawan
287 Noura Books Emha Ainun Nadjib Indonesia< 9786232421912
Rahman Rahim Cinta |
Emha Ainun Nadjib
|
Rp. 79.000
Rp. 71.100
|
|
Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra
Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya
Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia .…
Belajar menulis puisi, entah untuk apa–yang penting darinya saya juga bisa belajar menjadi manusia.
Kelembutan puisi adalah faktor mendasar dan substansial dalam peradaban. Karenanya saat puisi tidak lagi punya tempat dalam dialektika sosial, manusia akan “hilang”–dan negara, kebudayaan, serta agama, akan kehilangan manusia.
Di dalam sebuah kebudayaan, pun di semua peta interaksi kebudayaan dan politik, kemampuan dan tradisi untuk bersentuhan dengan kelembutan puisi sangat diperlukan. Lewat cara inilah kemanusiaan akan tetap terpelihara dalam khazanahnya.
****
“Puisi-puisi Rahman Rahim Cinta–inilah persembahan Cak Nun sebagai sedekah budaya dan kemanusiaan kepada siapa pun yang bersedia mengapsiasinya.”
~ Iman Budhi Santosa, Sastrawan
Penerbit | : | Noura Books |
Tahun | : | 2021 |
Halaman | : | 287 |
Berat | : | 300 Gram |
Dimensi | : | 14 x 21 Cm |
Bahasa | : | Indonesia |
Cover | : | Soft |
ISBN/EAN | : | 9786232421912 |
Rekomendasi |
|
0 |
Sangat Puas |
|
0 |
Puas |
|
0 |
Di Bawah Rata-Rata |
|
0 |
Tidak Puas |
|
0 |